Jakarta dan ledakan dalam hati

17 Juli 2009, saya bangun jam 8, pagi yang cukup cerah untuk melakukan kegiatan apapun. Baca koran, nyalain laptop, sungguh pagi yang sempurna buat malas-malasan seperti pagi-pagi lainnya. Tapi ke’biasa’an pagi ini dibuyarkan oleh satu berita yang mungkin bakal jadi titik terhitam di tahun 2009:

2 buah bom meledak sekitar pukul 07.45 di depan hotel JW Marriott dan di Ritz-Carlton Jakarta.

Hari Jumat itu bukan hari yang tenang. Berita mengalir dengan sangat cepat dan terus diperbarui tiap detik lewat Twitter, orang berkabar di Facebook dan MSN, semua orang bertukar cerita yang saat itu masih belum jelas kredibilitasnya — entah 40 bom ditemukan, 9 meledak, daerah Muara Angke diledakkan juga, SBY hampir ditembak sniper, apalah. Histeria massa, teknologi termanfaatkan.

Manchester United yang akan melawat ke Jakarta bertanding dengan Indonesia Allstars, MU yang mana tempat menginapnya di Ritz-Carlton telah diluluhlantakkan, dengan segera membatalkan kunjungannya.

Semua penggemar fanatik Setan Merah menyumpahi sang teroris.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar konferensi pers dan menyatakan bahwa kegiatan terorisme ini memang sudah terdeteksi, dan bahkan beliau menunjukkan foto-foto para teroris itu berlatih menembak gambar seseorang yang tidak lain adalah mukanya, muka SBY. Ya, semua orang dengan sedikit ilmu Photoshop juga bisa membuat foto itu, tapi — apa gunanya menunjukkan itu?

Kejadian hari itu saya bicarakan dengan beberapa teman di rumah Echy sampai sangat larut malam, dan kita semua tidak habis pikir, apa gunanya pengeboman ini? Apa sih yang ingin dicapai?

Untuk apa, untuk siapa, karena apa?

Oke, mari coba selami pola pikir para pelaku. JW Marriott. Ritz-Carlton. Tempat berprestise tinggi di daerah bisnis Mega Kuningan. Daerah yang banyak ekspatriat. Tempat petinggi-petinggi perusahaan melaksanakan bisnisnya. Apa yang diincar? Orang penting tertentu? Perjuangan aliran agama yang ekstrim? Perusakan kredibilitas hotel? Perusakan citra Indonesia?

Sekedar anarki?

Yang pasti peristiwa ini dapat berdampak sangat luas pada rakyat Indonesia. Rupiah melemah. Travel warning dikeluarkan lagi oleh negara-negara Eropa. Acara berskala internasional dibatalkan. Paranoia massal terhadap tempat-tempat yang rawan ancaman.

Berhipotesalah pada saya, apa tujuan sesungguhnya?

p.s. “done you wrong”? how kind, thank you.

About Kevin Aditya

Thank you for reading.

18. July 2009 by Kevin Aditya
Categories: News | 13 comments

Comments (13)

Leave a Reply to ansy Cancel reply

Required fields are marked *